Rabu, 08 Januari 2023
Dear My
Husband ( Soon ), Part 1
Aku yang pada hari ini, disadarkan
oleh sebuah kehidupan yang sesungguhnya. Suatu kelelahan dalam menjalani
hari-hari, terasa sangat menguras energi. Engkau kekasihku yang kini aku tak
tahu siapa, apakah benar sosok yang menjalin hari-hari denganku, ataukah nanti
ternyata Tuhan temukan ditempat lain. Aku hanya ingin bercerita.
Menjadi perempuan mandiri itu,
menyakitkan bukan ? Selalu mengharapkan kasih sayang, ingin selalu dimanjakan.
Tetapi dilain sisi juga harus tangguh, berani menerpa badai meskipun juga harus
jatuh dan terinjak. Ajari aku bagaimana bisa mencintai diriku sendiri, karena
selama ini tidak pernah ada. Ajari aku bagaimana aku bisa menghargai sebuah
perjuangan hidupku sendiri. Kekasihku, menunggu engkau bicara padaku.
“ Menangislah jika kamu ingin
menangis, bercerita lah kalau memang menyakiti jika dipendam.”
Dimanapun engkau, siapapun
sosoknya. Aku selalu banyak mendengar seseorang yang mana menasehatiku untuk
tetap sabar, tetapi justru akan melukai diriku sendiri. Aku tidak bisa
melampiaskan, aku tidak bisa bercerita secara Deep Talk. Yang orang tau,
hanyalah... 20% dari hatiku yang sebenarnya. Jikalau mereka tau apa yang 100%
hati ini rasakan, mungkin ceritaku akan secara berterus terang berderai air
mata.
Kekasihku, selama ini aku selalu
hilang arah.
Apa yang menuntunku untuk bisa
berjalan dengan menerima keadaan disertai perasaan bahagia, bersyukur ?
Berjalan dengan banyak membantu manusia lain, berbagi empati. Bertarung dengan
ego ketika tidak cocok dengan orang.
Tapi siapa yang betul-betul
memelukku ? Mengerti akan apa perasaanku dibalik itu semua sesungguhnya. Dan
membawaku ke tempat sejuk agar berdamai dengan hati. Yang semua orang pahami
hanyalah, aku menerima dan menelan mentah-mentah segala aktivitas yang aku
lakukan disertai perasaan damai.
Aku mengerti, kau yang nanti menjadi
jodohku adalah sosok imam. Pembuka jalan bagaimana aku bisa menata hidupku, menyusun
balok-balok yang rapuh dan hancur. Membantuku untuk berjalan dengan baik,
membuat senyuman garis di bibirku. Menjadi peluk hangat keluh kesah.
Kekasihku akan berkata,
Me : “ Nanti, jika semua masalah
telah usai, badai telah terlewati. Biarkan kita berdua bisa membahagiakan
keluarga kita semua. “
You : “ Kamu, bahagiakan dirimu
dahulu. Semua keluarga kita biar aku sebagai laki-laki yang mengambil alih.”
Kekasihku, dia pasti akan
melindungiku. Selalu mencoba untuk melakukan hal-hal yang belum pernah
kulakukan. Selalu memaksakan untuk pergi ke suatu tempat agar aku bahagia.
Penuh dengan kejutan.
Hari ini, dari 24 jam waktu yang
telah berjalan dalam sehari. Berhari-hari sebelumnya merasakan sakit, dan Tuhan
mungkin menyuruhku untuk berterus terang denganNya. Karena aku belum merasakan
hadirmu. Aku belum pernah menceritakan isi hatiku pada siapapun, isi hati
sebenarnya.
Isi hati sebagai seorang pemaaf..
Isi hati sebagai seorang perempuan
mandiri..
Kekasihku, Listen to me... Kamu
ini, siapa ? Sosokmu ini siapa ?. Dia kah ?