Pages

Selasa, 07 Februari 2023

To My Husband ( Soon ) Part 1.


Rabu, 08 Januari 2023

Dear My Husband ( Soon ), Part 1

Aku yang pada hari ini, disadarkan oleh sebuah kehidupan yang sesungguhnya. Suatu kelelahan dalam menjalani hari-hari, terasa sangat menguras energi. Engkau kekasihku yang kini aku tak tahu siapa, apakah benar sosok yang menjalin hari-hari denganku, ataukah nanti ternyata Tuhan temukan ditempat lain. Aku hanya ingin bercerita.

Menjadi perempuan mandiri itu, menyakitkan bukan ? Selalu mengharapkan kasih sayang, ingin selalu dimanjakan. Tetapi dilain sisi juga harus tangguh, berani menerpa badai meskipun juga harus jatuh dan terinjak. Ajari aku bagaimana bisa mencintai diriku sendiri, karena selama ini tidak pernah ada. Ajari aku bagaimana aku bisa menghargai sebuah perjuangan hidupku sendiri. Kekasihku, menunggu engkau bicara padaku.

“ Menangislah jika kamu ingin menangis, bercerita lah kalau memang menyakiti jika dipendam.”

Dimanapun engkau, siapapun sosoknya. Aku selalu banyak mendengar seseorang yang mana menasehatiku untuk tetap sabar, tetapi justru akan melukai diriku sendiri. Aku tidak bisa melampiaskan, aku tidak bisa bercerita secara Deep Talk. Yang orang tau, hanyalah... 20% dari hatiku yang sebenarnya. Jikalau mereka tau apa yang 100% hati ini rasakan, mungkin ceritaku akan secara berterus terang berderai air mata.

Kekasihku, selama ini aku selalu hilang arah.

Apa yang menuntunku untuk bisa berjalan dengan menerima keadaan disertai perasaan bahagia, bersyukur ? Berjalan dengan banyak membantu manusia lain, berbagi empati. Bertarung dengan ego ketika tidak cocok dengan orang.

Tapi siapa yang betul-betul memelukku ? Mengerti akan apa perasaanku dibalik itu semua sesungguhnya. Dan membawaku ke tempat sejuk agar berdamai dengan hati. Yang semua orang pahami hanyalah, aku menerima dan menelan mentah-mentah segala aktivitas yang aku lakukan disertai perasaan damai.

Aku mengerti, kau yang nanti menjadi jodohku adalah sosok imam. Pembuka jalan bagaimana aku bisa menata hidupku, menyusun balok-balok yang rapuh dan hancur. Membantuku untuk berjalan dengan baik, membuat senyuman garis di bibirku. Menjadi peluk hangat keluh kesah.

Kekasihku akan berkata,

Me : “ Nanti, jika semua masalah telah usai, badai telah terlewati. Biarkan kita berdua bisa membahagiakan keluarga kita semua. “

You : “ Kamu, bahagiakan dirimu dahulu. Semua keluarga kita biar aku sebagai laki-laki yang mengambil alih.”

Kekasihku, dia pasti akan melindungiku. Selalu mencoba untuk melakukan hal-hal yang belum pernah kulakukan. Selalu memaksakan untuk pergi ke suatu tempat agar aku bahagia. Penuh dengan kejutan.

Hari ini, dari 24 jam waktu yang telah berjalan dalam sehari. Berhari-hari sebelumnya merasakan sakit, dan Tuhan mungkin menyuruhku untuk berterus terang denganNya. Karena aku belum merasakan hadirmu. Aku belum pernah menceritakan isi hatiku pada siapapun, isi hati sebenarnya.

Isi hati sebagai seorang pemaaf..

Isi hati sebagai seorang perempuan mandiri..

Kekasihku, Listen to me... Kamu ini, siapa ? Sosokmu ini siapa ?. Dia kah ?

Senin, 12 Februari 2018

PUISI FILOSOFI KOPIKU

Kau seperti ampas kopi didasar gelas
Meski di akhir , namun jelas
Terlihat Pekat , namun erat
Hitam , tapi tak bisa tenggelam

Genggam tangan yang masih menjadi kehangatan
Atau pelukan tuk menghilangkan kerinduan
Dan senyuman tanpa syarat
Temaniku melepas penat

Secangkir kopi yang tenang, dihadirkan dengan rasa cinta
Menunggu kau meminumnya,
Tetapi rasa pahitnya tidak pandai berbohong ,
Menjadikan candu bagi penikmatnya ,
Bahaya..
Seperti rasaku yang tidak berbohong,
dan canduku terhadap pemiliknya,

Ah sudahlah...
Berharap kau temani sepi malamku
Membuat angin, cemburu
Melipat jarak, yang menjadikannya tiada
Aku ingin mencintaimu, dengan sederhana

Jumat, 09 Februari 2018

Lelaki Pecandu

Aku masih bertanya tanya,
Tentang siapakah lebih dulu,
Aku yang menatapmu lekat,
Atau kau yang menatapku singkat,


Disebuah senandung narasi, 
Yang kubuat disini, 
Debarku tetap pada candu cinta,
Biarkan angin senja menebarkan rindunya, 

Aku hanya lelaki pecandu,
Dengan penghisap di tanganku, 
Yang menjadi pemanis di bibir
Dan lelaki pecandu... 
Yang awam dengan perempuan

Kau tenggelamkan itu semua 
Soal rasa acuhku pada wanita
Kau nyalakan sebuah api 
Entah sebagai penerangmu
Atau yang akan membakarku sendiri 

Pertemuan kita di sudut jalan itu, 
Hal yang kusuka dari suasana itu,
lengkung kecil di bibirmu
Senyum yang masih saja membius habis kata-kataku
bulatan coklat di balik matamu
Tatap yang seolah menanggalkan langkah imajiku

Diantaraku diantaramu
Kutitipkan sebaris salam
Ada yang tak bisa ku ungkapkan disana
Dengan lisanku, dihadapan matamu
Nyatanya, aku menyukainya
Jatuh hati pada insan manusia

Sabtu, 27 Januari 2018

DIBUANG

Mengapa kau tipu mereka dengan tampangmu ?
Padahal hatinya keji
Mengapa kau tipu mereka dengan tingkahmu ?
Padahal ia mahir membentak perempuan

Tak usah sedih seakan saya yang jahat ,
Sinis saya melihatnya.
Pandainya engkau bersandiwara
Saya sudah bahagia tanpa siksaan

Hilanglah sudah kenangan itu
Sebab di ingat akan mengundang benci
Dibuang jauh-jauh

Sudah kuhapuskan segala yang melekat di otak ini ,
dan apapun yang menyertaimu .
Saya tak pernah sedikitpun menaruh rasa benci ,
tak pernah sedikit pun ingin membalas dendam.
Saya hanya pamit saja, dengan hati yang berdamai..

Cukup sudah semuanya ,
jika kesengsaraan bersamamu yang saya kenang,
dan hanya mengundang kebencian dalam diri tatkala mengingatnya .
Kenangan bahagia hanyalah kenangan yang kubuat sendiri ,
Tanpa hadirmu disana.
Yaitu kenangan ketika aku dihibur oleh sahabatku yang lain.

Skenariomu sungguh indah teman,
Hebat..
kau berhasil mengambil hati umat manusia,
Agar mengasihanimu dan saya yang ternoda kan,

Jangan pernah menyakiti hati seorang pujangga yang gagal
Sebab jika ia hilang sabar,
Tajam kata-kata pada mulutnya
Meski nada lemah yang ia guna

Cukup sampai sini ,
Semoga perjalananmu indah,
Kasihmu akan berlanjut dengannya
Disini saya sudah bahagia ,
Dengan Tuhan di hati saya,
Dan Tuan yang lebih baik menjaga saya . ,

 

Firework


Blogger news

About